MAKALAH
WAWANCARA
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Disusun
Oleh :
1.
Irtasari (A420110022)
2.
Dwi Anik Liyana (A420110024)
3.
Dian Laeli A. (A420110025)
4.
Frida Zuhriani (A420110028)
5.
Munawar Kholil (A420110030)
6.
Sigityawati A.P. (A420110032)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Perkembangan anak adalah
bertambahnya kemampuan(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa
per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Aspek– aspek perkembangan individu
meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah
lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk
beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya.
Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu
memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai
setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan
melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan
kepercayaan yang dianut oleh individu.
Untuk efisiensi waktu , maka
penulis membatasi penulisan ini pada perkembangan anak khususnya siswa
fase remaja . Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam
siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan
kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
2.1 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini
penulis ingin mengetahui :
- Apakah
definisi perkembangan ?
- Apakah
ciri-ciri dari perkembangan?
- Apa
saja prinsip-prinsip perkembangan?
- Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan?
- Apa
saja aspek– aspek perkembangan remaja?
- Bagaimana
proses perkembangan berlangsung?
- Apa
saja hukum perkembangan?
- Apa
saja problem perkembangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran siswa?
- Bagaimana
solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa
- Apa
saja tugas-tugas perkembagan pada masa belajar?
1.3 Tujuan
- Untuk
menjelaskan definisi perkembangan.
- Untuk
mengetahui ciri-ciri perkembangan.
- Untuk
mengetahui prinsip-prinsip perkembangan.
- Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.
- Untuk
mengetahui aspek– aspek perkembangan remaja .
- Untuk
mengetahui proses perkembangan.
- Untuk
mengetahui hukum perkembangan.
- Untuk
mengetahui beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.
- Untuk
mengetahui solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran
siswa.
- Untuk
mengetahui tugas-tugas perkembagan pada masa belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Perkembangan
Perkembangan (development) adalah
proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebuh maju. Pertumbuhan sendiri
(growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah,ukuran dan arti
pentingnya. Pertumbuhan juga berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage
of development) (Mc. Leod, 1989).
Adapun perkembangan adalah proses
perubahan kualitati yang mengacu pada mtu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan
organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain penekanan arti
perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang
oleh organ-organ fisik.
2.2 Ciri Perkembangan
1) Seumur
hidup (life-long) tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan.
2)
Multidimentional terdiri atas biologis – kognitif –sosial; bahkan dalam satu
dimensi terdapat banyak komponen misalnya: inteligensi :-inteligensi abstrak,
inteligensi non verbal, inteligensi sosial dsb.
3)
Multidirectional beberapa komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam
pertumbuhan, sementara komponen lain menurun. Misalnya : orang dewasa tua dapat
semakin arif – tapi kecepatan memproses informasi lebih buruk.
4) Lentur
(elastis) bergantung pada kondisi kehidupan individu.
Secara rincinya bila dilihat dari
fisik & psikis:
- Terjadi
perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ tubuh lain :
psikis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya kemampuan
berpikir-mengingat & menggunakan imajinasi kreatifnya
- Perubahan
dalam proporsi fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dengan fase
perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dari fantasi ->realitas,
perhatiannya dari dirinya sendiri -> orang lain/kelompok teman sebaya.
- Lenyapnya
tanda-tanda lama. Fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-2) yg
terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak , gigi
susu & rambut-rambut halus. Psikis: masa mengoceh/meraban-gerak gerik
kanak-kanak, merangkak-perilaku impulsive (dorongan untuk bertindak
sebelum berpikir)
- Diperoleh
tanda-tanda baru. Untu fisik: pergantian gigi, karakteristik seks padd
usia remaja, perubahan anggota tubuh dan menstruasi/mimpi basah. Untuk
psikis: rasa ingin tahu terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,
seks, nilai moral, keyakinan beragama.
2.3 Prinsip-Prinsip
Perkembangan
Secara garis besar perkembangan
itu memiliki prinsip antara lain:
- Perkembangan
itu mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur. Dalam hal
ini perkembangan mulai dari kepala ke kaki, dan dari pusat ke
bagian-bagian.
- Pertumbuhan
dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berlangsung
berangsur-angsur secara teratur dan terus menerus.
- Suatu
tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya. Terlambatnya
suatu tingkat perkembangan, akan menghambat pula perkembangan pada tingkat
berikutnya. Sebaliknya sukses dalam suatu tingkat perkembangan, akn sukses
pula pada perkembangan berikutnya.
- Perkembangan
itu antara anak satu berbeda dengan anak yang lain, baik dalam
perkembangan masing-masing organ/aspek kejiwaannnya maupun cepat atau
lambatnya perkembangan tersebut.
2.4 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan
Secara garis besar, pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu
a) Aliran
Nativisme
Menurut aliran ini bahwa
perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa
sejak lahir (natus = lahir). Anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan
dasar-dasar tertentu yang dinamakan sifat pembawaan. Para ahli yang
mengikuti paham ini biasanya menunjukkan berbagai kesamaan/kemiripan antara
orangtua dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka anaknya
juga akan menjadi ahli musik, ayahnya seorang ahli fisika maka anaknya juga
akan menjadi ahli fisika. Keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh orangtua
juga dimiliki oleh anaknya.
Sifat pembawaan tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan
lingkungan hampir-hampir tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Akibatnya para ahli pengikut aliran ini berpandangan pesimistis terhadap
pengaruh pendidikan. Tokoh aliran ini ialah Schopenhauer dan Lombroso.
b) Aliran
Empirisme
Menurut aliran ini bahwa
perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor dari
luar/lingkungan. Sedangkan pembawaan tidak memiliki peranan sama sekali. Tokoh
aliran ini ialah John Locke (1632 – 1704) yang terkenal dengan teori “Tabularasa”.
Ia mengatakan bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum mendapat coretan
sedikitpun, akan dijadikan apa kertas itu terserah kepada yang menulisnya.
Aliran empirisme menimbulkan optimisme dalam bidang pendidikan. Segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan. Watak, sikap dan tingkah laku manusia dapat diubah oleh pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas.
Keburukan yang timbul dari pandangan ini adalah anak tidak diperlakukan sebagai anak, tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa. Pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannnya dilalaikan.
Aliran empirisme menimbulkan optimisme dalam bidang pendidikan. Segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan. Watak, sikap dan tingkah laku manusia dapat diubah oleh pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas.
Keburukan yang timbul dari pandangan ini adalah anak tidak diperlakukan sebagai anak, tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa. Pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannnya dilalaikan.
c) Aliran
Konvergensi
Menurut aliran ini bahwa manusia
dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakat/pembawaan dan lingkungan
atau dasar dan ajar. Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu dan bisa
berkembang karena pengaruh lingkungan. Aliran ini dipelopori oleh W. Stern.
Pada umumhnya paham inilah yang
sekarang banyak diikuti oleh para ahli pendidikan dan psikologi, walaupun
banyak juga kritik yang dilancarkan terhadap paham ini. Salah satu kritik ialah
Stern tidak dapat dengan pasti menunjukkan perbandingan kekuatan dua pengaruh
itu.
Dengan demikian pendidikan harus
mengusahakan agar benih-benih yang baik dapat berkembang secara optimal dan
benih-benih yang jelek ditekan sekuat mungkin sehingga tidak dapat
berkembang.
2.5 Aspek– Aspek
Perkembangan Remaja
Semua individu khususnya remaja
akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek
intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
(a)
Perkembangan Fisik
Dalam perkembangan remaja,
perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat
sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya
kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Ciri– ciri seks primer :
(1) Remaja pria
Ditandai dengan sangat cepatnya
pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya
tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20– 21 tahun. Matangnya
organ– organ seks yang memungkinkan remaja pria yang berusia sekitar 14– 15
tahun mengalami mimpi basah.
(2) Remaja wanita
Ditandai dengan tumbuhnya rahim,
vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan
hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan
seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi pertama sering ditandai
dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah
tersinggung.
(b)
Perkembangan Psikis
1. Aspek Intektual
Perkembangan intelektual
(kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi
terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan
aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini
tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin
terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok
sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang
sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang
baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan
kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang
pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk
segala hal.
2. Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian
menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan sosial pada masa
remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang
unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan
sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan
sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan.
Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan
sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat
dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan
lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak
bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik,
miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat
dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial,
situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
Di Lingkungan Keluarga
- Menjalin
hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
- Menerima
otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
- Menerima
tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
- Berusaha
membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
Di Lingkungan Sekolah
- Bersikap
respek dan mentaati peraturan
- Berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan sekolah
- Menjalin
persahabatan dengan teman sebaya
- Hormat
kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
- Berprestasi
di sekolah
Di Lingkungan Masyarakat
- Respek
terhadap hak-hak orang lain
- Menjalin
dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
- Bersikap
simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
- Respek
terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
3.
Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan
konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16
tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam
hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan
rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan
kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18–
21 tahun).
Pada masa remaja tengah anak
terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir
anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan
emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut
kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik,
seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain,
hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung,
tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar).
Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari
orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan
tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif
(melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan
diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan
narkoba).
4.
Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi
lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja
adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan
khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola
perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih
memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur yang
mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh
remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan
menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti
ilmuwan.
5. Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja
menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5,
merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan
sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan
masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral,
kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja
harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial.
Selain itu peranan orang tua
sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam
mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau
memaksakan kehendak.
6. Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama
sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk
dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas
keabstrakan Tuhan.
2.6
Proses Perkembangan
1.
Perkembangan motor (fisik) siswa
Terdapat empat macam faktor yang
mendorong kelanjutan perkembangan motor skills anak yang juga
memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya. Keempat
faktor itu sebagai berikut:
a)
Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf. Pertumbuhan dan perkembangan
kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan menibulkan
pola tingkah laku yang baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf
seorang anak akan semakin baik dan beragam pula pola-pola tingkah laku yang
dimilikinya. Akan tetapi organ sitem syaraf ini lain dari yang lain, karena
apabila rusak tidak dapat diganti atau tumbuh lagi.
b)
Pertumbuhan otot-otot. Otot merupakan jaringan sel-sel yang dapat berubah
memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki
daya mengkerut. Diantara fungsi-fungsi pokoknya adalah sebagai pengikat
organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang mendistribusikan sari
makanan. Peningkatan tegangan otot anak dapat menimbulkan perubahan dan
peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini sangat
tampak dari anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya
keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam
membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari
masa ke masa.
c)
Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endokrin. Kelenjar adalah alat
tubuh yang mengahasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar keringat.
Perubahan fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan berubahnya
pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap lawan jenisnya. Perubahan
ini dapat berupa seringnya bekerja sama dalam belajar atau beolah raga,
perubahan pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis,
berubahnya gaya dandanan/penampilan dan lain-lain
d)
Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia anak maka akan semakin
menigkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi tubuh pada umumnya.
Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa juga
tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik
itu sendiri mengubah konsep diri (self-concept) siswa tersebut.
- Perkembangan
kognitif siswa
Menurut Jean Piaget, perkembangan
kognitif anak terdirir dari empat tahapan, diantaranya:
a)
Tahap sensory-motor. Tahap ini terjadi antara usia 0-2 tahun.
Intelegensi sensory motor dipandang sebagai intelegensi praktis. Anak pada usia
ini belajar bagaimana mengikuti dunia kebendaaan secara praktis dan belajar
menimbulkan efek tertentu tanpa memahami apa yang sedang mereka perbuat kecuali
hanya mencari cara melakukan perbuatan tersebut.
b)
Tahap pre-oprational. Periode ini terjadi pada usia 2-7 tahun. Pada
tahapan ini anaksudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya yang harus ada dan
biasanya ada, walaupun benda tersebut sudah ditinggalkan, sudah tidak dilihat
atau sudah tidak pernah diengar lagi. Selain itu seorang anak mulai mampu
menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan kalimat-kalimat
pendek tetapi efektif.
c)
Tahap concrete-operational. Tahapan ini terjadi pada usia 7-11 tahun.
Dalam tahapan ini seorang anak memperoleh kemampuan yang disebut system of
operations (satuan langkah berpikir). Selain itu anak memiliki kemampuan konservsi
(kemampuan dalam memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti volume), penambahan
golongan benda (kemampuan dalam memahami cara mengkombinasikan benda-benda
yang memiliki kelas rendah dengan kelas atasnya lagi), dan pelipatgandaan
golongan benda.
d)
Tahap formal-operational. Usia tahapan ini adalah 11-15 tahun. Pada
tahap ini seorang remaja memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara
serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitifnya. Yaitu kapasitas
menggunakan hipotesis dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dengan
kemampuan hipotesis, remaja mampu berpikir khususnya dalam hal pemecahan
masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang
ia respon. Sedangkan dengan memiliki kapasitas prinsip-prinsip abstrak, mereka
mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti ilmu matematika.
- Perkembangan
sosial dan moral siswa
Perkembangan ini merupakan
perkembagan kepribadian siswa selakuanggota masyarakat dalam berhubungan dengan
orang lain. Proses perkembangan ini berkaitan juga dengan proses belajar.
Sehingga konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial siswa sangat
bergantung pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial) siswa
disekolahd an keluarga maupun lingkungan yang lebih luas lagi.
Ranah psikologis siswa yang
terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak
ini, dalam perspektif psikologi kognitif, adalah sumber sekaligus pengendali
ranah-ranah kejiwaan lainnya. Tanpa ranah kognitif sulit dibayangkan seorang
siswa mampu berpikir. Selanjutnya tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa dapat
memahami dan meyakini faedah materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
mereka. Selain itu juga sulit untuk menagka pesan moral yang terkandung dalam
pelajran tersebut. Sehingga faidah pengembangan ranah kognitif siswa adalah
untuk mengembangkan kecakapn berikut ini:
- Mengembangkan
kecakapan kognitif
- Mengembangkan
kecakapan afektif
- Mengembangkan
kecakapan psikomotor
- Perkembangan
Bahasa Anak
Untuk bergaul dan berkomunikasi,
manusia menggunakan bahasa, baik dalam bentuk tulisan, percakapan, bahasa
isyarat maupun ekspresi wajah. Untuk berkomunikasi secara efektif prlu
memperhatikan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Nilai-nilai tersebut harus
diberikan sedini mungkinagar tertanam hal-hal mana yang baik dan buruk, yang
boleh atau tidak boleh dilakukan, bagaimana bersilap dan bertutur kata yang
baik terhadap orang lain. Pembelajaran nilai-nilai tersebut harus dengan contoh
yang konkret agar mudah difahami anak.
Perkembangan Bahasa yaitu bentuk
komunikasi manusia merupakan yang paling sempurna daripada binatang, karena
manusia dapat melakukannya melalui berbagai sarana dan prasarana yang ada. Tiap
individu dituntut untuk memiliki kemampuan menyatakan atau mengekspresikan
pikirannya dan menangkap pemikiran orang lain melalui bahasa, sehingga
komunikasi menjadi efektif. Anak-anak lebih dapat mengerti aa yang dikatakan
orang lain daripada mengutarakan pikiran dan perasaan mereka dengan kata-kata.
Semakin matang organ-organ yang
berkaitan dengan proses berbicara seperti alat bicara dan
pertumbuhan/perkembangan otak, anak semakin jelas dalam mengutarakan kemauan,
pikiran maupun perasaannya melalui ucapan atau bahasa. Hal itu tidak lepas ari
pengaruh lingkungan, terutama orang tua atau keluarga. Anak yang selalu
mendapat motivasi positif akan terpacu untuk mengembangkan potensi bicaranya.
- Perkembangan
Agama
Menurut Zakiah Darajat (dalam
Martini Jumaris), agama sebagai dari iman, pikiran yang diserapkan oleh
pikiran, perasaan, dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.
Agama merupakan pengarah dan penentu sikap dan perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
Awalnya anak-anak mempelajari
agama berdasarkan contoh baik di rumah maupun di sekolah. Bambang Waluyo
menyebutkan dalam artikelnya bahwa pendidikan agama di sekolah meliputi dua
aspek, yaitu : 1. Aspek pembentukan kepribadian (yang ditujukan kepada jiwa),
2. Pengajaran agama (ditujukan kepada pikiran) . Metode yang digunakan dalam
pembelajaran harus berkaitan erat dengan dimensi perkembangan motorik, bahasa,
social, emosional maupun intelegensi siswa. Untuk kelas rendah dapat
menggunakan metode bercerita, bermain, karyawisata, demonstrasi atau pemberian
tugas. Untuk kelas tinggi dapat menggunakan metode ceramah, bercerita, diskusi,
tanya jawab, pemberian tugas atau metode lainnya yang sesuai dengan
perkembangan siswa.
2.7
Hukum Perkembangan
Pengertian “hukum”, dalam ilmu
jiwa perkembangan, tidaklah sama dengan yang biasa dikelanal dalam dunia
perundang-undangan peradilan. Adapun yang dimaksud hukum perkembangan adalah
kaidah fundamental tentang realitas kehidupan anak-anak (manusia) yang telah
disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang
seksama. Adapun macam-macam hukum perkembangan sebagai berikut:
- Hukum
kodrat Ilahi. Tak dapat diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada
kehidupan. Karena hiduplah, anak manusia bias berkembang. Sementara kehidupan
itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari Alah.
- Hukum
mempertahankan diri. Setelah manusia ditakdirkan hidup, lalu ia secara
naluriah berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk bias hidup
secara singkat bisa dijelaskan bahwa usaha mempertahankan diri, intinya
untuk memperoleh keselamatan. Sedang kselamatan, seperti halnya kehidupan,
adalah modal pokok bagi pelaksanaannya proses perkembangan. Sekali lagi
usaha mempertahankan diri merupakan sifat naluriah manusia. Tujuan
pokoknya, agar ia selamat dan hidupnya berkelanjutan.
- Hukum
pengembangan diri. Ketika seorang anak berhasil mempertahankan diri,
bersamaan itu muncul pula hasrat insaniahnya untuk mengembangkan segala
potensi yang dibawah sejak lahir.
- Hukum
masa peka. Masa peka yang dimaksud ialah: suatu masa dimana sesuatu
“fungsi” demikian baik perkembangannya, karena itu harus dilayani
dan diberi kesempatan sebaik-baiknya.
f.Hukum tempo perkembangan.
Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu, belum tentu sama dengan anak
yang lain. Ada anak yang dalam perkembangannya kelihatan serba cepat, dan ada
pula yang berlangsung amat lambat.
- Hukum
irama perkembangan. Hukum ini menyatakan bahwa, bahwa berlangsungnya
perkembangan itu tidak selalu “ajeg” , konsisten dan merata pada setiap
waktu. Kadang-kadang suatu proses perkembangan berjalan lancar, tapi ada
pula dari keadaan biasa kemudian melonjak cepat, untuk akhirnya kembali
biasa lagi atau turun.
- Hukum
sifat perkembangan. Menurut stone, perkembangan pribadi manusia itu jika
diamati dengan sungguh-sungguh akan tampak adanya sifat-sifat sebagai
berikut: stabil, sensitive, aktif, teratur dan kontinyu.
- Hukum
kesatuan organis Dalam garis besarnya. Dalam diri manusia terdapat dua
jenis organ yaitu fisik dan psikis, raga dan jiwa, atau jasmani dan rohani.
2.8
Beberapa Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran
tidaklah selalu berjalan mulus sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang hendak
dicapai, banyak kritik-kritik tajam yang menghambat tercapainya perencanaan dan
tujuan yang telah kita tetapkan, diantaranya mahasiswanya sendiri sebagai
masukan masih mentah, hambatan juga ada pada tenaga pengajar dan sistemnya,
sarana dan administrasi pendidikannya.
a) Masalah
di perguruan Tinggi Penetapan SKS di perguruan tinggi menghadapi beberapa
masalah antara lain kurangnya pengertian mengenai pengalihan kurikulum,
kekeliruan dalam penjabaran kurikulum, belum adanya konsep sentralisasi,
langkanya penasehat akademik, dan pelitnya dosen memberi nilai. Sebagai
pengelola fakultas dan jurusan beranggapan SKS adalah suatu sistem yang
wujudnya hanya berupa wadah baru dimana semua lama Kuliah sistem lama
dimasukkan. Pengertian yang keliru seperti ini tentu saja menimbulkan masalah,
karena sistem lama yang lima tahun tidak mungkin dituangkan dalam suatu wadah
yang hanya empat tahun dan hanya memiliki maksimal 160 kredit.
b) Masalah
sentralisasi Masalah sentralisasi juga merupakan hambatan yang mungkin tak
tersadari. Dalam pelaksanaan di lapangan SKS yang masih agak asing dapat
menimbulkan berbagai masalah, yang paling mencolok diantaranya adalah penasehat
akademik. Dalam SKS mahasiswa harus mengisi KRS pada waktu pendaftaran.
Pengisian KRS dibimbing oleh seorang penasehat akademik yang bertugas pula
untuk memberi penerangan mengenai Segala peraturan akademik yang ada, disamping
tugas memonitor perkembangan yang dibimbingnya.
c) Masalah
berbagai segi
- Dari
segi mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa yang duduk dibangku perguryan
tinggi rata-rata berusia antara 18-23 tahun, dan kebanyakan mereka berasal
dari golongan masyarakat yang ekonominya pas-pasan, kemudian ditambah lagi
dengan proses penyelenggaraan pendidikan di SMA mereka yang kurang
menunjang atau kurang berhubungan dengan studinya diperguruan tinggi, latar
belakang mahasiswa yang demikian jelas merupakan salah satu hambatan dalam
pelaksanaan SKS.
- Dari
segi pengajar. Ditinjau daru sudut kualitas dan kuantitas, staf pengajar
yang ada di PTN dan PTS yang ada sekarang ini, nampaknya masih
kurang memadai. Apalagi dilihat dari tingkat keaktifan pengajar dalam
memberikan kuliah yang keganyakan masih dibawah standar yang ideal dalam
pelaksanaan SKS, yakni keaktifan pengajar dalam memberikan kuliah satu
semester missal: masih dibawah 10 kali perminggu.
- Dari
segi sarana dan administrasi pendidikan Kekurangan cara untuk pembiayaan
pengadaan sarana dan administrasi memang merupakan keluhan tradisional
yang sering kita dengar dibeberapa PTS maupun PTN, sehingga tak
mengherankan jika sarana fisik, seperti perpustakaan, laboratorium,
kekurangan ruang kuliah, maupun fasilitas lain. Merupakan salah satu
hambatan dari kelancaran dan keberhasilan dari pelaksana SKS.
2.9
Solusi Bagi Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa
1) Menyediakan
bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa. Seperti kita ketahui diatas, usia
mahasiswa rata-rata masih muda, belum mempunyai pemikiran yang dewasa dan
mengetahui seluk-beluk proses belajar yang baik di perguruan tinggi, untuk ini
lperan ” Bimbingan dan Penyuluhan” bagi mahasiswa di Perguruan tinggi mempunyai
peran yang besardidalam menunjang kelancaran dan keberhasilan penerapan SKS.
2) Meningkatkan
kuantitas maupun kualitas pengajar. Untuk menupang suksesnya penerapan SKS,
nampaknya peningkatan-peningkatan kuantitas staf pengajar sampai mendekati
rasio yang ideal dengan jumlah mahasiswa perlu mendapat perhatian. Adapun untuk
meningkatkan kualitas staf pengajar, usaha-usaha yang sudah ada seperti program
akta mengajar, penataran-penataran perlu terus menerus ditingkatkan dan
disempurnakan.
3) Sarana dan
administrasi pendidikan. Sarana dan administrasi pendidikan ini tidak saja
perlu kelengkapan yang memungkinkan pelayanan mahasiswa dengan lancer, cepat
dan teratur, tapi juga perlu ditata alokasi penggunaan yang sebaik mungkin,
sehingga penggunaan biaya untuk sarana dan administrasi tersebut dapat berjalan
efektif dan efisien.
2.10
Tugas-Tugas Perkembagan Pada Masa Belajar
1) Tugas
perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak 0- 6 tahun. Belajar : berjalan,
berbicara, makan, mengenal perbedaan pria wanita, kestabilan jasmani
,memebentuk konsep, hubungan emosional dengan orang tua, mengadakan hubungan
baik dan buruk
2) Tugas
perkembangan pada masa sekolah 6 – 12 tahun. Belajar: ketrampilan fisik, sikap
sehat, bergaul, eksistensi diri, membaca, menulis, berhitung, mengembangkan
konsep sehari-hari, mengembangkan kata hati, memperoleh kebebasan pribadi,
mengembangkan sikap positif terhadp kelompok sosisal
3) Tugas
perkembangan masa remaja dalam kaitanya dengan masa belajar.
Menurut Wiliam Kay
Menurut Wiliam Kay
- Menerima
fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
- Mencapai
kemandirian emosional
- Belajar
bergaul secara individula dan kelompok (komunikasi minterpersonal)
- Menemukan
idola
- Menerima
keadaan dirinya dan percaya diri
- Memperkuat
pengendalian diri
- Mampu
meninggalkan sifat kekanak-kanakan
- Menurut
Luella Cole
- Kematangan
emosional
- Pemantapan
minat heteroseksual
- Kematangan
social
- Memilih
pekerjaan/karir
- Memiliki
filsafat hidup
Identifikasi diri menurut Havigrus
:
- Mencapai
hubungan lebih matang dengan teman sebaya
- Mencapai
peran sosial wanita atau pria
- Menerima
keadaan fisik dan menggunkan secara efektif
- Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
- Memilih
dan mempersiapkan karir
- Mempersipakan
pernikahan dan hidup keluarga
- Mengembangkan
ketrampilan intelektual
- Mencapai
tingkah laku yang bertangung jawab secara social
- Memperoleh
seperangkat nilai dan norma dalam bertingkah laku
- Beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari makalah ini penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa :
- Perkembangan
(development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih
maju.
- Perkembangan
fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting dan
ditandai dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga individu
tersebut bisa bereproduksi dengan baik.
- Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan yang dikemukakan oleh para ahli dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu aliran nativisme, aliran
empirisme danaliran konvergensi.
- Semua
individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun
psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral
dan agama.
- Beberapa
problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa yaitu masalah di
perguruan tinggi, masalah sentralisasi masalah berbagai segi serta
masalah lain seperti : dari segi mahasiswa, dari segi pengajar, dari segi
sarana dan administrasi pendidikan .
- Solusi
bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa yaitu
menyediakan bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa, meningkatkan
kuantitas maupun kualitas pengajar dan sarana dan administrasi pendidikan.
DATA HASIL WAWANC
DATA
HASIL WAWANCARA
WAWANCARA 1
• Biodata Narasumber 1
Nama :
Heru Wahyono
TTL :
Karanganyar, 14 Januari 1994
Usia :
18 tahun
Cita-cita : Kontraktor
Hobi :
Bermain Sepak Bola dan PS
Nama Orang Tua
Ayah :
Sunarno
Ibu :
Sukini
Pekerjaan Orang Tua : Petani
Alamat rumah : Kec. Jumantono Kab. Karanganyar
Asal Sekolah : SMK Penda 2 Karannganyar
Kelas : 3 (Otomotif)
HASIL
WAWANCARA
Team :Bagaimanakah
prestasi belajar kamu di kelas selama ini ?
Narasumber :Cukup memuaskan,
selalu di atas rata- rata kelas. Waktu SD kelas 4 saya mendapat ranking 3 dari
25 siswa di SDN 2 Genengan Jumantono. Wktu kelas 1 SMP mendapat ranking 4 dari
35 siswa di SMP 1 Jumantono. SMK tidak tahu karena ranking tidak dicantumkan dalam
rapor.
Team :Bagaimanakah
dengan pemahaman dan penerimaaan materi selama pembelajaran?
Narasumber :
Dalam penerimaan atau penangkapan materi terkadanng saya merasa ada yang sulit
dimengerti.
Team :
Mengapa bisa seperti itu ?
Narasumber : Karena saya
merasa ada beberapa mata pelajaran yang sulit. Selain itu suasana di kelas yang
sering rame jadi saya tidak fokus. Kadang guru juga tidak begitu mendetail, dan
cara mengajarnya yang kurang menarik. Mata pelajaran yang menurut saya sulit
seperti Matematika dan Bahasa Inggris, yang saya sukai yaitu Bahasa Indonesia.
Team
: Apakah kamu
mempunyai temen deket ?
Narasumber : Punya, laki-laki dan perempuan.
Team : Seberapa dekat dan pernahkah kalian brtengkar ?
Narasumber : Dekat banget, tiap hari saya sering kumpul sama mereka,nongkrong , maen, dan masih banyak lagi. Mereka juga menjadi teman curhat ku. Kami tidak pernah bertengkar.
Team : Bagaimana hubungan kamu dengan keluarga ? Paling dekat dengan siapa ?
Narasumber : hubungan baik, setiap hari ngbrol dan cerita, tidak pernah berantem dengan saudara dan orang tua. Saya dekat dengan semua anggota keluarga.
Team : Lalu bagaimana interaksi kamu di lingkungan masyarakat ?
Narasumber : saya dengan tetangga dan warga sekitar baik, saling membantu. Saya juga aktif ikut kegiatan Karangtaruna di masyarakat. Ikut remaja masjid juga, yang sering mengadakan pengajian rutin tiap malam jum’at.
Team : Terus apa manfaat yang kamu dapat dari kegiatan itu ?
Narasumber : buat nambah teman, selain itu jg dapt pengalaman yang brguna buat saya.
Team :Di sekolah ikut ekstrakulikuler tidak ? Kalau ikut apa saja ?
Narasumber : Iya ikut. Waktu SMP pernah ikut basket kelas 1 sampai 3, pramuka kelas 1 sampai 2, yang terakhir saya juga ikut voli saat kelas 1. Sedangkan di SMK ikut ekstra Sepak Bola kelas 1, Pramuka kelas 1 dan ekstra Supir kelas 1 dan 2.
Team : terus pernah dapat kejuaraan tidak ?
Narasumber : pernah. Juara II Sepak Bola mewakili sekolah tingkat kecamatan, selain itu Basket mendapat juara V antar kelas di sekolah.
Team : Bakat kamu di bidang apa ?
Narasumber : Di bidang Olahraga, tepatnya Sepak Bola dan Voli. Tiap sore saya sering latihan footsal dengan teman-teman.
Team : Adakah bakatmu yang lain ?
Narasumber : Mungkin di bidang musik. Saya bisa memainkan beberapa alat musik, yaitu gitar dan drum. Saat SMK saya juga ikut ngeband.
Team : Belajar main alat musik ada pelatihnya apa otodidak ?
Narasumber : Saya belajar otodidak sama teman-teman.
Narasumber : Punya, laki-laki dan perempuan.
Team : Seberapa dekat dan pernahkah kalian brtengkar ?
Narasumber : Dekat banget, tiap hari saya sering kumpul sama mereka,nongkrong , maen, dan masih banyak lagi. Mereka juga menjadi teman curhat ku. Kami tidak pernah bertengkar.
Team : Bagaimana hubungan kamu dengan keluarga ? Paling dekat dengan siapa ?
Narasumber : hubungan baik, setiap hari ngbrol dan cerita, tidak pernah berantem dengan saudara dan orang tua. Saya dekat dengan semua anggota keluarga.
Team : Lalu bagaimana interaksi kamu di lingkungan masyarakat ?
Narasumber : saya dengan tetangga dan warga sekitar baik, saling membantu. Saya juga aktif ikut kegiatan Karangtaruna di masyarakat. Ikut remaja masjid juga, yang sering mengadakan pengajian rutin tiap malam jum’at.
Team : Terus apa manfaat yang kamu dapat dari kegiatan itu ?
Narasumber : buat nambah teman, selain itu jg dapt pengalaman yang brguna buat saya.
Team :Di sekolah ikut ekstrakulikuler tidak ? Kalau ikut apa saja ?
Narasumber : Iya ikut. Waktu SMP pernah ikut basket kelas 1 sampai 3, pramuka kelas 1 sampai 2, yang terakhir saya juga ikut voli saat kelas 1. Sedangkan di SMK ikut ekstra Sepak Bola kelas 1, Pramuka kelas 1 dan ekstra Supir kelas 1 dan 2.
Team : terus pernah dapat kejuaraan tidak ?
Narasumber : pernah. Juara II Sepak Bola mewakili sekolah tingkat kecamatan, selain itu Basket mendapat juara V antar kelas di sekolah.
Team : Bakat kamu di bidang apa ?
Narasumber : Di bidang Olahraga, tepatnya Sepak Bola dan Voli. Tiap sore saya sering latihan footsal dengan teman-teman.
Team : Adakah bakatmu yang lain ?
Narasumber : Mungkin di bidang musik. Saya bisa memainkan beberapa alat musik, yaitu gitar dan drum. Saat SMK saya juga ikut ngeband.
Team : Belajar main alat musik ada pelatihnya apa otodidak ?
Narasumber : Saya belajar otodidak sama teman-teman.
ANALISIS
WAWANCARA 1
Selama SD
prestasinya kurang karena hanya sekali mendapat rangking 3dari 25
siswa.Perkembangan setelah itu SMP,tingkat prestasi tidak meningkat karena
hanya sekali mendapat peringkat ke 5 dari 35 siswa. Setelah itu,melalui
prestasinya di SMA peringkatnya diatas rata-rata kelas.Pemahaman materi
baik,factor penghambat pemahaman karena guru yang kurang jelas dalam menjelaskan.
Materi excact kurang disukai sistem belajar yang diterapkan sudah baik karena
melakukan pembelajaran dengan cara mengulangui materi yang disampaikan
oleh guru.Dan dapat memahami apa yang
didapat selama sekolah dan saat menghadapi soal dapat mengerjakannya secara
baik.
Heru wahyono
mempunyai banyak teman karena dapat bergaul dengan teman-temannya. Kegiatan
bermain menjadikan hubungan persahabatannya menjadi akrab.Kegiatan
ekstrakulikuler juga aktif dia ikuti di sekolah ini dapat dilihat dengan
kegiatan Voli,Sepak Bola dan juga PRAMUKA.
WAWANCARA 2
• Biodata Narasumber 2
Nama :
Kinanti Arum Ramadhanti
TTL :
Pemalang,15 Februari 1994
Usia :
18 tahun
Cita-cita : Pengin punya
apotik
Hobi :
membaca komik dan novel
Nama Orang Tua
Ayah :
Moh.Ramdon
Ibu :
Mimik Anggri Wijaya
Pekerjaan Orang Tua :
Ayah :PNS
Ibu :Rumah
Tangga
Alamat rumah :Perum.Graha Pesona,Blok
C no.5 Widuri-Pemalang
Asal Sekolah : SMA N 2 PEMALANG
Kelas : XII
HASIL WAWANCARA
Wartawan :”Menurut anda apa yang dimaksud
belajar?”
Narasumber :”Menurut
aku belajar itu mempelajari sesuatau hal dimana yang kita tidak tahu menjadi
tahu.”
Wartawan :”Bagaimana pemahaman materi yang
dipelajari?”
Narasumber :”Tidak
semua materi yang didapat bisa dipahami.Jadi untuk memahaminya dengan cara
meminta teman untuk mengulangi lagi
materi yang tadi dipelajari atau langsung bertanya dengan guru yang
bersangkutan.”
Wartawan :“Apa kendala yang dihadapi ketika anda
kurang memahami materi yang diajarkan?”
Narasumber :”Kadang guru yang mengajar terlalau cepat
dan juga suasana kelas yang kurang kodusif.”
Wartawan :”Bagaimana cara anda belajar?”
Narasumber :”Aku
kadang belajarnya dengan cara mengulang beberapa meteri yang tadi
dibahas,memaca dan mengerjakan soal-soalnya ,lalu memeberi tanda pada soal yang
tidak tahu da juga dengan cara mempelajari materi yang akan diberi oleh guru
untuk besok pagi.”
Wartawan :”Bagaimana prestasi yang anda dapat
ketika di sekolah?”
Narasumber :”Saya
waktu kelas X mendapat peringkat 6,tp setelah kelas XI dan XII saya tidak
mendapat peringkat lagi.”
Wartawan :”Bagaimana hubungan adik anda dengan
orang tua dan sodara?”
Narasumber :”Aku sama orang tua dan sodara baik-baik
saja,karena komunikasi kita sangat lancer.”
Wartawan :”Lalu bagaimana hubungan anda dengan
teman – teman disekolah?”
Narasumber :”Kalau hubungan dengan teman-teman juga
baik-baik saja karena kita kan harus bisa menyesuaikan dengan keadaan sekitar
jadi diusahain bisa mengenal keadaan teman-teman sekolah.”
Wartawan :”Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan
dirumah?”
Narasumber :”Orang
tua aku nda pernah memaksa aku kerja berat kalo dirumah,alasan orang tua karena aku udah cape belajar disekolah jadi
didalam keluarga yang penting saling mengerti dengan tugas masing masing.”
Wartawan :”Prestasi apa saja yang pernah diraih
waktu di sekolah?”
Narasumber :”Aku waktu SD pernah ikut kejuaraan tenis
lapangan.”
Wartawan :”Ekstrakulikuler apa saja yang diikuti
di sekolah?”
Narasumber :”Di
sekollah aki ikut ekstrakulikuler PKS(Patroli Keamanan Sekolah),PRAMUKA, Voli
dan Basket.Dan pernah ikut tenis lapangan di luar sekolah.”
Wartawan :”Bagaiman
prestasi akademik anda dengan kegiatan yang begitu padat,apa menjadi kendala?”
Narasumber :”Mungkin
prestasi akademik yang saya dapat sangat menurun karena saya terlalau asik
dengan organisasi dan kegiatan di luar non akademik.Tapi saya sangat menikmati
kegiatan saya karena dari sini saya mampu jadi peribadi yang percaya diri dan
pengalaman yang saya dapat juga lebih berkesan.”
ANALISA WAWANCARA 2
Khinanti
Arum Ramadanti merupakan siswa dari SMA
N 2 Pemalang.Dari hasil wawancar yang dapat di analisa bahwa Khinanti ini siswa
yang lebih suka dengan materi non akademik ini dapat kita lihat dengan kegiatan
yang dia ikuti yaitu yang dari kecil sudah mengikuti kejuaran tenis
lapangan,dan pada waktu SMA sempak mengikuti ekstrakulikuler PKS,PRAMUKA,Voli
dan Basket,bahkan sempat ikut kegiatan diluar sekolah yaitu Tenis
Lapangan.Prestasi non akademik Khinanti sangat memauskan namun prestasi
akademiknya juga tidak kalah karena Khinanti pernah mendapat peringkat 6 ketika
kelas X.Namun dengan orgnisasi dan kegiatan non akademik yang terlalu aktif
ternyata mampu mengurangi prestasi akademiknya.
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment